Dok/net*** |
BOGOR-Warung Usnul Fadzri alias Us-us di depan SMPN 1 Cijeruk, meraup keuntungan, setelah daerah itu dijadikan helipad untuk mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 sejak Jumat (11/5/2012) pekan lalu.
Us-us bersama istrinya berjualan dari subuh hingga larut malam. Pembeli terus-menerus datang, baik warga maupun petugas yang tergabung dalam Tim SAR gabungan. Tak terkecuali Tim SAR dari Rusia, yang sering membeli mi instan atau kopi.
"Mereka membeli kopi, dan saya diberi uang satu dollar AS," ujar Us-us saat berbincang dengan wartawan di Pasir Pogor, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/5/2012).
Us-us mengaku mendapatkan sembilan lembar uang dollar AS. Namun, karena tidak bisa diapa-apakan, akhirnya Us-us menghubungi asisten orang Rusia tersebut, dan minta ditukarkan kembali uang tersebut.
"Karena ada yang dilipat, masih ada tiga lembar uang dollar (tiga dollar AS). Saya simpan saja didompet sebagai kenang-kenangan," tuturnya.
Orang-orang Rusia biasanya memesan kopi, mi rebus, dan teh di warungnya. Meskipun terkendala bahasa, asisten orang Rusia cukup membantu menerjemahkan bahasa sehingga hambatan tersebut bisa ia atasi.
Biasanya, Us-us tidak pernah ikut berjualan karena harus bekerja sebagai buruh bangunan di proyek-proyek. Sepekan sudah ia menemani istrinya berjualan melayani para pembeli, seperti membuatkan kopi atau membuatkan mi rebus.
Menurut Us-us, pada hari-hari biasa, warung yang dikelola istrinya hanya berjualan untuk melayani anak-anak sekolah, yang biasa membeli jajanan di warungnya. Selain itu, warungnya juga tidak pernah buka sampai larut malam.
"Paling kalau hari Minggu saja, karena banyak yang nongkrong," katanya.
Selain Us-us, adiknya pun ikut menumpang berjualan karedok di samping warungnya.
"Meskipun punya anak kecil, tapi karena ramai seperti ini, ia pun memaksakan berjualan," ungkap istri Us-us, Nani.
Bagi Us-us dan Nani, momen seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Setelah evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 dihentikan, Tim SAR gabungan akan kembali ke tempatnya masing-masing sehingga Pasir Pogor bakal menjadi sepi.
Us-us menjelaskan, saat itu terjadi, aktivitas warungnya akan kembali seperti biasanya, melayani para pembeli dari warga dan anak sekolah saja.
"Paling juga orang-orang yang main ke tempat ini. Tiap libur biasanya di sini masih ada yang suka berkunjung ke kebun teh, tapi tidak sebanyak ini pengunjungnya," terangnya.
Setiap hari lapangan sepak bola Pasir Pogor tidak pernah sepi dari warga yang ingin menonton helikopter secara dekat. Sudah sepekan terakhir, warga terus membanjiri lokasi tempat helikopter mendarat untuk mengangkut penumpang dari Lanud Halim Perdanakusuma atau mengangkut korban dari Puncak Salak Satu.
Us-us bersama istrinya berjualan dari subuh hingga larut malam. Pembeli terus-menerus datang, baik warga maupun petugas yang tergabung dalam Tim SAR gabungan. Tak terkecuali Tim SAR dari Rusia, yang sering membeli mi instan atau kopi.
"Mereka membeli kopi, dan saya diberi uang satu dollar AS," ujar Us-us saat berbincang dengan wartawan di Pasir Pogor, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/5/2012).
Us-us mengaku mendapatkan sembilan lembar uang dollar AS. Namun, karena tidak bisa diapa-apakan, akhirnya Us-us menghubungi asisten orang Rusia tersebut, dan minta ditukarkan kembali uang tersebut.
"Karena ada yang dilipat, masih ada tiga lembar uang dollar (tiga dollar AS). Saya simpan saja didompet sebagai kenang-kenangan," tuturnya.
Orang-orang Rusia biasanya memesan kopi, mi rebus, dan teh di warungnya. Meskipun terkendala bahasa, asisten orang Rusia cukup membantu menerjemahkan bahasa sehingga hambatan tersebut bisa ia atasi.
Biasanya, Us-us tidak pernah ikut berjualan karena harus bekerja sebagai buruh bangunan di proyek-proyek. Sepekan sudah ia menemani istrinya berjualan melayani para pembeli, seperti membuatkan kopi atau membuatkan mi rebus.
Menurut Us-us, pada hari-hari biasa, warung yang dikelola istrinya hanya berjualan untuk melayani anak-anak sekolah, yang biasa membeli jajanan di warungnya. Selain itu, warungnya juga tidak pernah buka sampai larut malam.
"Paling kalau hari Minggu saja, karena banyak yang nongkrong," katanya.
Selain Us-us, adiknya pun ikut menumpang berjualan karedok di samping warungnya.
"Meskipun punya anak kecil, tapi karena ramai seperti ini, ia pun memaksakan berjualan," ungkap istri Us-us, Nani.
Bagi Us-us dan Nani, momen seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Setelah evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 dihentikan, Tim SAR gabungan akan kembali ke tempatnya masing-masing sehingga Pasir Pogor bakal menjadi sepi.
Us-us menjelaskan, saat itu terjadi, aktivitas warungnya akan kembali seperti biasanya, melayani para pembeli dari warga dan anak sekolah saja.
"Paling juga orang-orang yang main ke tempat ini. Tiap libur biasanya di sini masih ada yang suka berkunjung ke kebun teh, tapi tidak sebanyak ini pengunjungnya," terangnya.
Setiap hari lapangan sepak bola Pasir Pogor tidak pernah sepi dari warga yang ingin menonton helikopter secara dekat. Sudah sepekan terakhir, warga terus membanjiri lokasi tempat helikopter mendarat untuk mengangkut penumpang dari Lanud Halim Perdanakusuma atau mengangkut korban dari Puncak Salak Satu.
I Made Asdhiana | Jumat, 18 Mei 2012 | 06:55 WIB
TERKAIT:
Tim Rusia Lanjutkan Pencarian Korban
Tim SAR Rusia Akhiri Pencarian Puing dan Korban Sukhoi
Peneliti DNA Rusia Siap Identifikasi Korban Sukhoi
Rusia Kirim Alat Pembaca Kotak Hitam
Ahli DNA Rusia Tiba di Jakarta Malam Ini
Follow:
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/18/06554171/Orang.Rusia.Bayar.Satu.Dollar.untuk.Segelas.Kopi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar